Apakah teman2 diluar sana sudah benar2 perhatikan dan kritis atas masalah2 sosial yang terjadi? saya rasa masih banyak yang bersikap apatis dan acuh dengan keadaan/kondisi dilingkungan sekitar, mungkin teman2 yang salah atau apakah saya melakukan pembenaran atas diri saya? tentu tidak, melalui tulisan ini saya tuangkan atas rasa kepedulian untuk mempersiapkan diri membangun masa depan bangsa walaupun kecil dalam bentuk ilmu pengetahuan.
Negara kita (Indonesia) merupakan negara dengan penduduk terbesar ke-4 didunia setelah Amerika. Negeri ini memiliki kekayaan alam hingga bermacam-macam julukan dimata dunia seperti Negeri seribu candi, Nusantara, Macan asia yang tertidur, paru-paru dunia, negara maritim, negara agraris dan masih banyak lagi julukannya karena saking kayanya. Pasti teman2 bertanya, tapi kok masih banyak kemiskinan dan gak maju2. kalau pertanyaannya seperti itu tentu saya sependapat dengan anda, kekurangannya cuma satu "Sumber Daya Manusia", percuma kan kalau kekayaan alam dalam suatu negara melimpah tapi tidak bisa dikelola oleh pemiliknya sendiri. Makanya banyak pihak asing yang datang mengelola SDA bahkan memilikinya. Lalu siapa yang harus disalahkan? apakah masyarakat, petani2, nelayan2? tidak usah simpulkan secara prematur, mari lanjutkan.
Kita hidup selalu ada aturan, urusan makan ada aturan, berjalan ada aturan, berbicara ada aturan, bekerja ada aturan, beragama ada aturan, berbudaya ada aturan. Suatu negara tentu ada aturan dalam berbangsa dan bernegara, dari sini pemegang kekuasaan adalah pembuat aturan. Jika dilihat dari negara, pembuat aturan atau kebijakan adalah Legislatif (DPD, DPR, MPR), tingkat lokal dari provinsi sampai kabupaten/kota yaitu DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, semua dari tingkat nasional, regional dan lokal sampai organisasi terkecil disebut penguasa. Dengan penjelasan diatas untuk simpulkan semua karena masuk dalam kategori penguasa kita sederhanakan dalam satu kata yaitu "PEMERINTAH".
Akhir2 ini banyak sekali masalah sosial yang terjadi seperti kriminalitas, rasisme, pemerkosaan pada anak kandung, penguburan bayi, pemerkosaan nenek kandung, pembegalan, pencurian, pembunuhan dan masih banyak lagi. Tapi ada satu masalah yang menjadi fokus saya yaitu penculikan anak karena tidak ada lain tanpa sebab.
Dalam hemat saya semua masalah yang melatar-belakangi penculikan anak karena masalah kemiskinan. Pelaku melakukannya karena uang, bisa karena tuntutan hidup dalam memperoleh sesuatu, menculik anak untuk di adopsi ilegal, menculik anak untuk dipekerjakan menjadi pengemis/pengamen, penculikan anak untuk dipekerjakan menjadi PSK dan menculik anak untuk kepentingan yang menguntungkan diri sendiri dan untuk orang lain maupun kelompok lain.
Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan tadi sesuai permasalahan diatas : Lalu siapa yang harus disalahkan?
Disini saya salahkan karena pemerintah atau kurangnya peran pemerintah, bukan berarti saya benar2 menyalahkan seluruhnya. banyak orang menyalahkan pemerintah tapi ia tidak memiliki alasan yang ilmiah atau alasan yang logis, supaya tidak keliru saya biasanya menyalahkan pemerintah jika itu salah menurut perspektif saya karena saya berani pertanggung jawabkan itu. Jika pemerintah benar kita patut apresiasi dan mendukungnya.
Sebelum itu saya jabarkan dulu beberapa poin fungsi pemerintah menurut para ahli (Rasyid) :
Pemerintah sebagai pelayan : pelayanan yang akan membuahkan keadilan dalam masyarakat, pemerintah sebagai pemberdaya : mendorong kemandirian masyarakat, pemerintah sebagai pembangun : menciptakan kemakmuran dalam masyarakat.
Salah satu tugas dan fungsi pemerintah adalah mengentaskan angka kemiskinan. Oleh karena itu, salah satu faktor penyebab banyaknya penculikan anak adalah karena kemiskinan, karena dalam aktivitas ekonomi manusia harus makan minum, berpakaian dan memiliki tempat tinggal dll. Ketika aktivitas ekonomi itu tidak terpenuhi maka orang tersebut berkesempatan melakukan jalan alternatif untuk tercapainya kebutuhan tersebut salah satu yaitu menculik anak. Disisi lain karena kecemburuan sosial ketelodoran peran pemerintah kurang proaktif terhadap masyarakat yang benar2 membutuhkan pertolongan dan dukungan, biasanya pemerintah salah memberikan bantuan/program2 sehingga lebih tertuju pada masyarakat ekonomi menengah yang terbilang mampu menjalani hidup.
Kurangnya lapangan pekerjaan dipedesaan juga menjadi peluang untuk melakukan penculikan anak bagi pelaku dan anak tersebut difungsikan untuk hal2 yang negatif. Ketika tinggal di Desa dan tidak mendapat hidup yang layak akhirnya pindah ke kota, sesudah di kota ternyata persaingan hidup diperkotaan sangat tidak sesuai harapan sehingga memberi peluang bagi orang2 menculik anak. Jika fungsi pemerintah itu benar2 dijalankan sudah pasti masalah penculikan anak akan berkurang bukan berarti benar2 tidak ada lagi. Dengan hadirnya pemerintah terhadap masyarakat, saya yakin masalah kemiskinan juga berkurang. Menurut data BPS angka kemiskinan di januari tahun 2020 sisa 24,79 juta orang, mengenai data ini saya kurang yakin bila pihak terkait benar2 mendatai orang yang miskin. karena banyak orang terlantar dijalan, di jembatan, dipelosok2 dan region2 lainnya yang belum terdata.
Sekian dan semoga bermanfaat***
Negara kita (Indonesia) merupakan negara dengan penduduk terbesar ke-4 didunia setelah Amerika. Negeri ini memiliki kekayaan alam hingga bermacam-macam julukan dimata dunia seperti Negeri seribu candi, Nusantara, Macan asia yang tertidur, paru-paru dunia, negara maritim, negara agraris dan masih banyak lagi julukannya karena saking kayanya. Pasti teman2 bertanya, tapi kok masih banyak kemiskinan dan gak maju2. kalau pertanyaannya seperti itu tentu saya sependapat dengan anda, kekurangannya cuma satu "Sumber Daya Manusia", percuma kan kalau kekayaan alam dalam suatu negara melimpah tapi tidak bisa dikelola oleh pemiliknya sendiri. Makanya banyak pihak asing yang datang mengelola SDA bahkan memilikinya. Lalu siapa yang harus disalahkan? apakah masyarakat, petani2, nelayan2? tidak usah simpulkan secara prematur, mari lanjutkan.
Kita hidup selalu ada aturan, urusan makan ada aturan, berjalan ada aturan, berbicara ada aturan, bekerja ada aturan, beragama ada aturan, berbudaya ada aturan. Suatu negara tentu ada aturan dalam berbangsa dan bernegara, dari sini pemegang kekuasaan adalah pembuat aturan. Jika dilihat dari negara, pembuat aturan atau kebijakan adalah Legislatif (DPD, DPR, MPR), tingkat lokal dari provinsi sampai kabupaten/kota yaitu DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, semua dari tingkat nasional, regional dan lokal sampai organisasi terkecil disebut penguasa. Dengan penjelasan diatas untuk simpulkan semua karena masuk dalam kategori penguasa kita sederhanakan dalam satu kata yaitu "PEMERINTAH".
Akhir2 ini banyak sekali masalah sosial yang terjadi seperti kriminalitas, rasisme, pemerkosaan pada anak kandung, penguburan bayi, pemerkosaan nenek kandung, pembegalan, pencurian, pembunuhan dan masih banyak lagi. Tapi ada satu masalah yang menjadi fokus saya yaitu penculikan anak karena tidak ada lain tanpa sebab.
Dalam hemat saya semua masalah yang melatar-belakangi penculikan anak karena masalah kemiskinan. Pelaku melakukannya karena uang, bisa karena tuntutan hidup dalam memperoleh sesuatu, menculik anak untuk di adopsi ilegal, menculik anak untuk dipekerjakan menjadi pengemis/pengamen, penculikan anak untuk dipekerjakan menjadi PSK dan menculik anak untuk kepentingan yang menguntungkan diri sendiri dan untuk orang lain maupun kelompok lain.
Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan tadi sesuai permasalahan diatas : Lalu siapa yang harus disalahkan?
Disini saya salahkan karena pemerintah atau kurangnya peran pemerintah, bukan berarti saya benar2 menyalahkan seluruhnya. banyak orang menyalahkan pemerintah tapi ia tidak memiliki alasan yang ilmiah atau alasan yang logis, supaya tidak keliru saya biasanya menyalahkan pemerintah jika itu salah menurut perspektif saya karena saya berani pertanggung jawabkan itu. Jika pemerintah benar kita patut apresiasi dan mendukungnya.
Sebelum itu saya jabarkan dulu beberapa poin fungsi pemerintah menurut para ahli (Rasyid) :
Pemerintah sebagai pelayan : pelayanan yang akan membuahkan keadilan dalam masyarakat, pemerintah sebagai pemberdaya : mendorong kemandirian masyarakat, pemerintah sebagai pembangun : menciptakan kemakmuran dalam masyarakat.
Salah satu tugas dan fungsi pemerintah adalah mengentaskan angka kemiskinan. Oleh karena itu, salah satu faktor penyebab banyaknya penculikan anak adalah karena kemiskinan, karena dalam aktivitas ekonomi manusia harus makan minum, berpakaian dan memiliki tempat tinggal dll. Ketika aktivitas ekonomi itu tidak terpenuhi maka orang tersebut berkesempatan melakukan jalan alternatif untuk tercapainya kebutuhan tersebut salah satu yaitu menculik anak. Disisi lain karena kecemburuan sosial ketelodoran peran pemerintah kurang proaktif terhadap masyarakat yang benar2 membutuhkan pertolongan dan dukungan, biasanya pemerintah salah memberikan bantuan/program2 sehingga lebih tertuju pada masyarakat ekonomi menengah yang terbilang mampu menjalani hidup.
Kurangnya lapangan pekerjaan dipedesaan juga menjadi peluang untuk melakukan penculikan anak bagi pelaku dan anak tersebut difungsikan untuk hal2 yang negatif. Ketika tinggal di Desa dan tidak mendapat hidup yang layak akhirnya pindah ke kota, sesudah di kota ternyata persaingan hidup diperkotaan sangat tidak sesuai harapan sehingga memberi peluang bagi orang2 menculik anak. Jika fungsi pemerintah itu benar2 dijalankan sudah pasti masalah penculikan anak akan berkurang bukan berarti benar2 tidak ada lagi. Dengan hadirnya pemerintah terhadap masyarakat, saya yakin masalah kemiskinan juga berkurang. Menurut data BPS angka kemiskinan di januari tahun 2020 sisa 24,79 juta orang, mengenai data ini saya kurang yakin bila pihak terkait benar2 mendatai orang yang miskin. karena banyak orang terlantar dijalan, di jembatan, dipelosok2 dan region2 lainnya yang belum terdata.
Sekian dan semoga bermanfaat***
Merdeka
BalasHapusMantap bung bewa
Semoga di baca semua kalangan publik lebih khusus nya lagi pemerintah saat ini benar benar fokus dgn tragedi maslah ini di tahun 2020
Merdeka
BalasHapusMantap abang...