Sy sangat bersyukur dengan ada-nya covid-19, karena ada banyak nilai yang saya peroleh mulai dari segi positif (keilmuan) maupun segi negatif (pelajaran). Rasa syukur ini bukan berarti mensyukuri nyawa yang sdh gugur dan penderitaan yg ada, tpi apapun itu sy turut belasungkawa bagi yg gugur dan berempati utk yg menderita selama pandemi ini.
Oleh karena itu, Sy tidak mau katakan pandemi ini cobaan dari Tuhan, karena sy tidak bisa buktikan bahwa asalnya dari tuhan. Jika sy katakan ini adalah cobaan tuhan, maka sifat ini adalah sifat org yg malas berpikir yg tidak bersyukur bahwa akal diberikan utk digunakan dalam berpikir. kata2 itu (cobaan dari Tuhan) bermakna pasrah dan ketidakberdayaan. Klw sdh pasrah dan tidakberdaya berrti iman sama skali tidak berfungsi/tdk bekerja bagi sy. Maka dari itu sy tidak mau mati hanya karena pasrah dlm ketidakberdayaan karena sy hidup utk melakukan sesuatu. Karena konteks tuhan yg sy yakini berdasarkan keyakinan dalam hati, yang artinya diri sy ini adalah tuhan bagi BEWA pribadi (sy adalah tuhan), bukan konteks tuhan yang ada diluar. Jadi, jangan menuhankan sy.
Ehh ia maaf🙏 malah bahas tuhan, tapi anggap saja itu sebagai pembuka.
Selama ini terlalu banyak mainstream media (MSM) yg sebarkan informasi lingkup nasional, ada yang searah dan tidak searah dalam pembahasan covid-19. Makanya masyarakat terombang-ambing dalam mencerna informasi, karena cuma sedikit media yg benar2 bertujuan memberi edukasi bagi masyarakat, yang lainnya lebih bertujuan mengutamakan eksistensi, popularitas dan mengejar rating.
Nah, dengan tidak kritisnya masyarakat inilah yang mudah sekali utk di arahkan, digiring dan di doktrin utk menyeragamkan pola pikir mereka. Ketika pola pikir masyarakat sudah seragam maka secara keilmuan bukan lagi maju melainkan mengalami kemunduran/terbelakang, sehingga utk berpikir bebas secara merdeka, tidak bisa ia lakukan karena tidak bisa keluar dari pola pikir yg seragam, padahal pola pikir itu beragam.
Tulisan ini sy buat utk sedikit analisis realita yang ada, supaya jangan berkutat dalam sudut pandang yang salah. Disini sy bukan membenarkan diri bahwa saya lebih paham dari kalian, tapi sy hanya sekedar berbagi supaya sama2 tercerahkan. Silahkan perbanyak baca dan kritis setiap persoalan yg ada di lingkungan kita. Gak usah jadi orang apatis karena itu kita seolah menjadi orang yg merawat masalah, padahal masalah itu di selesaikan supaya sejahtera dan rukun dalam peradaban.
Banyak sekali informasi di facebook, instagram dan media lainnya yg membahas pandemi, tapi masih banyak yang belum paham ttg bahaya/tidaknya suatu penyakit yaitu covid-19. Covid-19 ini sebenarnya sama skali tidak bahaya dan mematikan maupun menakutkan, kamu katakan bahaya hanya karena berlandaskan apa yg ada di media yg ramai dibicarakan dan aturan yg dibuat pemerintah yang terkesan menakuti.
Covid-19 ini hanya viral-nya yang bikin bahaya makanya terbilang mematikan-menakutkan karena simulasi video, org sakit, org mati dll, yg informasinya dibagikan dan dibahas secara nasional maupun internasional. Coba gak viral pasti kita mengatasinya secara normal saja dan alakadarnya, dgn menerapkan pola hidup bersih dan sehat(PHBS), gunakan masker, cara atasinya sesimpel itu kok dan dgn sndrinya imun akan kuat. apakah ini yg dikatakan bahaya mematikan dan menakutkan? Tidak, karena sesederhana itu menangkal covid-19. Berbeda bila virus ini mematikan maupun menakutkan ketika seseorg terkena virus lagsung kejang2 dan spontan mati di tempat, karena virus ini masih ada masa inkubasinya kok. Jadi sama skali tidak bahaya, mematikan dan menakutkan.
Ini semua permainan pemerintah kita yang tunduk atas perintah WHO dan elit global karena ada sistem ekonomi global dan THE NEW WORLD ORDER.
Pasti kalian bertanya lalu kenapa banyak yg positif dan mati maupun tiap hari data terus meningkat. Alat tenaga medis yg digunakan adalah sifatnya smentara krn itu yg mudah deteksi virus tpi blm tentu itu jenis covid-19, dan Sy berani jamin bahwa alat PCR yg digunakan itu hasilnya tidak akurat karena pencipta alat PCR KARY MULLIS sndri yg katakan. Dgn adanya sistem menyebar ketakutan melalui media dan protokol pemerintah, maka yg awalnya sehat dan negatif akan menjadi positif karena imunitas seseorang menjadi rendah bila dia mengalami kegelisahan, kepanikan, dan dgn gejala itu kamu akan mudah di deteksi alat dan mudah di serang penyakit akhirnya kamu dinyatakan pasien covid-19.
Terkait jumlah kematian sebenarnya cuma sedikit, hanya karena permainan politik-nya aja yg busuk dan melalui pendataan kematian yg sedikit di mediakan dan divisualisasikan/ditampilkan maupun di tunjukkan oleh media. Coba kematian kecelakaan lalu lintas yg jumlahnya 50 kematian perjam dalam negara kita, dan setiap hari di data terus dan ditampilkan di statistik lalu dimediakan maupun di tunjukkan di semua org, Bisa2 gak ada lagi yg mau berkendara. Nah, dari sini kita bisa nilai bahwa virus ini hanya viral tpi tdk sebahaya dan mematikan.
Paling bahaya di sini adalah ekonomi yang pastinya kita gak ada yang mau mati kelaparan, karena itu dalam melakukan aktivitas ekonomi manusia harus makan dan minum. Dengan adanya ekonomi dan kita bekerja utk menyambung jatah hidup melalui hasil dri pekerjaan, maka dgn hasil itu bisa memperoleh makanan sehat dlm menangkal virus corona dan seharusnya ekonomi ini yang harus menakutkan karena bisa mati kelaparan dan sumber penghasilan di blokir.
Nah, Bagian ini yang akan sy bahas juga karena banyak sekali dari mereka yg saling menyalahkan dan saling menghakimi satu sama lain, apalagi di daerah saya sumba maupun masyarakat lainnya. Kalau misalkan ada informasi bahwa orang positif covid-19 semakin bertambah seharusnya gak usah panik dan terbirit2 dalam rasa ketakutan anggap saja itu permainan pemerintah daerah dan gugas covid-19 yg memanipulasi data dgn tujuan menakuti/mengingatkan masyarakat, dan gak usah saling menyalahkan ktika dpt informasi org positif lalu dgn gagahnya kalian perintahkan "tolong tetap dirumah jgn kemana2 dlu ", ini yg kadang2 salah diartikan. Klw ada penambahan org positif covid-19 itu bukan karena tidak tggl dirumah tapi karena tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat (phbs), pggnaan masker. Dan Kata #dirumahaja adalah konsep menakuti dan bentuk kedangkalan berpikir pemerintah bahwa mereka tidak punya cara lain mengatasi covid-19. #Dirumahaja bukanlah solusi dan sama skali tidak akan memutus mata rantai penyebaran virus, kita ini bangsa indonesia dan pastinya cara tangkal covid ini ada berbagai bayk cara. masa sama virus aja nyali bangsa ini mudah sekali berteteran, lembek amat jadi manusia. FUCK MAINSTREAM MEDIA.
Terkait tagar #indonesiaterserah, itu hal wajar yg terjadi. Dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sebenarnya ada unek2 yg mereka mau ungkapkan bentuk kekecewaan kinerja pemerintah yg gagal dan gugus tugas covid-19 yg trlalu main data.
Saya logikakan seperti ini:
Sy, adalah pemerintah
Ali, adalah Gugas tugas
Jack, adalah tenaga medis
Saya (pemerintah) buat protokol utk di ikuti semua org dan sebar ketakutan dan menyuruh Ali utk membuat data spy takuti yg lain, dan protokol akan terus berubah karena sesuai intruksi dri WHO. Ali (gugas tugas) mencari dan mengumpulkan org utk dijadikan covid dan setelah bayk pasien dirawatlah sesuai SOP covid anjuran WHO. dan di giringlah ke Jack (tenaga medis) dgn tanggung jawab dan beban yg begitu besar di serahkan ke Jack, dgn sibuknya jack melalui energi, stamina, pikiran, psikologis sampai kelelahan dan lain sebagai di alami, maka jack bisa saja putus asa dan akan berakibat fatal lalu gugur. Dan itulah yg terjadi pada mereka.
#dirumahaja adalah skema orang pecundang,pengecut, sakit mental, kalian diajak bungkam, gak boleh mikir, gak boleh terlibat pencegahan virus, gak boleh berjuang, gak boleh kritis, dan kalian di suruh utk matikan mental kalian dgn cara kalian, kalian bisa depresi, kalian di giring utk selonjoran dirumah. Status ekonomi bangsa ini gak ada yg sama kalau tggl di rumah bagi yg mampu.
Jadilah manusia yg takut mati kelaparan bukan covid-19 nya. Karena banyak cara yg kita lakukan utk mencegah virus ini, sdgkan justru konteks ekonomi yang menakutkan.
👏peace👏
Komentar
Posting Komentar
Jadilah komentator yang baik agar kita saling membangun untuk berbagi pengetahuan.