Setiap hari sabtu adalah momen yang di tunggu-tunggu oleh kalangan anak muda untuk bermalam minggu tapi berbeda denganku hari sabtu adalah hari yang paling saya takuti karena kesepian yang terus menyerang seorang diri. Teman memang mampu menjadi obat penawar untuk menyembuhkan rasa kesepian.
Suatu hari pada hari sabtu sepulang kuliah pukul 13.00 keadaan kampus memang benar-benar sepi setelah memutuskan untuk menuju kantin ternyata disana hanya terdapat beberapa mahasiswa itupun saya tidak terlalu kenal. Di situ saya merasakan bad mood dan saya sangat membutuhkan perhatian cukup dari seseorang. Saya memberanikan diri memesan segelas kopi pahit tanpa gula mungkin siapapun yang baca blog ini beranggapan terlalu alay mesan kopi pahit tanpa gula. Karena saya benar-benar merasakan kepahitan dalam hidup ketika tidak memiliki teman, pacar pun tidak punya, sahabat ''apa lagi'', seakan semuanya lengkap tentang apa yang saya alami.
Disaat saya merenung tentang proses pendidikan selama 4 tahun lebih di kota Malang dan kota ini mengajarkan begitu banyak tentang pelajaran hidup dan terus membawa saya untuk mencapai perubahan yang sangat saya syukuri dari Tuhan yang maha kuasa. Dimana ada pertemuan selalu ada perpisahan dan terkadang di saat kita sibuk untuk fokus yang menjadi prioritas, kita mulai lupa akan sesuatu tentang kebersamaan yang mulai pudar dimana kita mulai memilah-milah teman sehari-hari yang dapat membawa hal positif dalam hidup kita.
Dulu di awal saya sekolah menengah kejuruan di salah satu kabupaten tetangga Sumba Barat Daya karena saya berasal dari Kabupaten Sumba Barat, saya merasa sebagai individu yang baru dalam lingkungan tersebut dan saya merasa terpojok sebagai orang yang tidak memiliki teman maupun kerabat dan untuk bertemu orang baru saya selalu minder karena saya orangnya pemalu. Saat itu saya mengikuti masa orientasi siswa (MOS) dengan adanya kegiatan sekolah seperti ini saya yang awalnya tidak berani bertemu orang baru akhirnya mulai terlatih dan melalui MOS juga kami di ajarkan tentang sebuah hubungan dalam berinteraksi yang saling membutuhkan satu sama lain.
Pernah suatu hari di dalam kelas saya bergurau bersama teman yang lain disitu mereka mulai merespon dengan canda maupun tawa melalui gurauan yang saya lakukan, saya berpikir bahwa hidup tidak harus se-serius yang membuat kita menjadi kaku dalam bergaul dan disitu saya mulai mendapat teman yang banyak yang saling menghargai satu sama lain dan saya memiliki beberapa sahabat selama kelas 11 sampai lulus dari SMK. Setiap hari saat berada di sekolah saya sangat senang bisa bertemu teman karena saat itu adalah masa hura-hura dalam belajar dimana kami membuat guru menjadi pusing, marah, hingga keluar dari kelas dan hari demi hari selalu diisi dengan kebersamaan.
Dimana pasar merupakan tempat nongkrong sepulang sekolah, di kantin tempat kami berbagi cerita yang tidak masuk akal tentang menjagokan diri-sendiri, dan belakang gedung sekolah tempat kami mengulur waktu untuk menghindar dari kepenatan jam pelajaran. Terlepas dari itu semua jika saya ingat kembali pada masa-masa itu semuanya adalah masa-masa indah akan putih abu-abu karena "setiap orang ada masanya dan setiap masa ada manusianya".
Setelah lulus sekolah adalah hal yang paling tabu yang saya rasakan, waktu terus berjalan dimana teman yang saya miliki dulu yang sangat banyak kini mulai menghilang satu persatu untuk menjalani prioritasnya masing-masing. Disaat teman saya mulai berkurang suatu hari saya jatuh sakit dan saya di larikan ke Rumah Sakit oleh kaka saya di tempat saya tinggal waktu SMK. Selama menjalani perawatan di rumah sakit bukan hanya fisik yang sakit tapi hati yang terpukul dan pikiran yang sakit karena saat itu tak ada satupun teman yang menjengukku yang datang bergantian menjenguk hanya keluarga, semakin dalam saya rasakan hati kecil berharap ada teman yang datang melihat keadaanku tapi semua berakhir dengan kekecewaan, mungkin merka sibuk. Dengan keadaan yang saya alami satu hal yang menyadarkan saya yaitu sebagai laki-laki tidak boleh cengeng karena hidup terus berproses yang membawa kita makin dewasa.
Ketika memutuskan meninggalkan kampung halaman untuk kuliah di Malang dimana sifat bijakku mulai terbentuk untuk menentukan tujuan hidup yang lebih serius selama di tinggal di tanah orang dan terlalu banyak kekurangan yang saya miliki salah satu yang ingin saya rubah yaitu postur tubuh, akhirnya se-sampai di malang saya langsung mencari pusat kebugaran untuk melatih otot tubuh dan membentuk tubuh supaya memiliki tubuh ideal. Dan selain itu juga satu persatu teman-teman baru mulai berkunjung dalam kehidupanku dimana teman yang saya miliki saat kuliah membawa hidup saya menjadi berarti karena berbed dengan teman waktu bangku sekolah dulu yang just for fun.
Saat kuliah juga saya memiliki banyak teman tapi tidak seserius dalam makna pertemanan special/sahabat dan ketika beranjak semester akhir semua teman mulai sibuk untuk menentukan nasib berhasil atau tidaknya dalam meraih gelar sarjana. Teman yang dulu banyak kini mulai menghilang satu per satu bukan mereka yang menghindar tapi saya memilih menghabiskan waktu untuk tidak menyia-nyiakan waktu dan terus belajar tanpa henti menuju masa depan yang baik dan bermanfaat buat orang lain. Untuk teman-teman SMA, teman atau keluarga orda IML (ikatan mahasiswa loli) maupun teman dari sumba lainnya, teman-teman asrama keperawatan, teman sehari-hari selama dilingkungan kampus, teman kursus bahasa inggris di kingdom, teman UKM purple model kampus Unitri, teman agency nine model's malang dan teman-teman tapi mesra, hhhh. Akhir kata maafkan saya jika selama ini kurang bergabung ataupun kurang bergaul bersama kalian dan saya memilih menjalani zona hidup versiku sendiri selama di Kota Malang karena tujuan saya kesini adalah untuk berbenah diri yang menjadi bekal untuk pulang nanti. Terima kasih
#teman yang hilang #prioritas #pergaulan #pendidikan #motivasi #story #masa depan #pengalaman #belajar tanpa henti
Komentar
Posting Komentar
Jadilah komentator yang baik agar kita saling membangun untuk berbagi pengetahuan.