Pola pikir manusia sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, karena itu perubahan akan berjalan dinamis ketika banyak hal-hal baru yang dibenturkan atau dialami oleh suatu lingkungan. Memang benar bahwa setiap manusia menginginkan kesejahteraan dan hidup dalam kedamaian atau kebahagiaan, tapi untuk mencapai semua itu kita perlu yang namanya PROSES. Proses inilah yang akan menghasilkan hitam putih kehidupan, hitam akan dikatakan gagal dan dijadikan pelajaran sedangkan putih dikatakan sukses.
Nah, bagian yang putih ini sulit untuk dipertahankan karena benturan akan terus berdatangan. Benturan-benturan inilah yang nantinya akan dijadikan pedoman/panduan dalam hidup sehingga secara ilmu pengetahuan akan berkembang dan secara tidak sadar perubahan sudah dialami karena proses sudah terjadi. Masyarakat yang awalnya biasa-biasa saja akhirnya mereka menjadi masyarakat yang peka dengan lingkungan, dan orang-orang yang peka inilah yang akan terus berjuang untuk memberi pengaruh untuk orang lain supaya sama-sama berjuang demi kebahagiaan bersama.
Teman-teman diluar sana atau yang sedang membaca tulisan ini, pernah mengalami yang namanya menghargai atau bersikap rendah hati dengan orang lain dan ternyata sikap kita itu gak bernilai sama sekali dimata mereka atau gak ada feedback-nya dari orang lain. Berulang kali saya alami itu, tapi saya selalu berusaha untuk tenang dan tidak terlalu gegabah. Karena menanggapi suatu lingkungan dengan cara emosional, itu akan mengundang pertikaian yang makin meluas dan sikon yang khaos (kacau) seolah akan terawat.
Kita harus menunggu waktu yang tepat ketika lingkungan benar2 kacau dan semua orang dalam berinteraksi saling membenci dan tidak saling tegur sapa dan bahkan kita sendiri pun alami hal demikian di benci orang lain lalu direndahkan atau tidak dihargai sama sekali. Dan ketika sikon-nya sudah klimaks dan mencuak kita wajib menjadi harimau sehari untuk mengatasi masalah ini, dari pada menjadi kambing seumur hidup. Karena ketika menjadi harimau sehari akan mampu merubah kualitas suatu lingkungan.
Menjadi harimau tidak secara berbicara dibelakang layar sambil nyinyir, bacot, dan marah-marah. Tapi kita harus hadir di tengah-tengah mereka untuk murka dan setelah itu musyawarahkan untuk membicarakan apa yang busuk dalam lingkungan dan pikirkan solusi untuk demi kenyamanan dan kesejahteraan bersama.
Dalam mengatasi masalah kebenaran itu cuma ada tiga macam yaitu benar menurut saya, benar menurut orang lain dan kebenaran yang hakiki. Benar menurut saya adalah acuan paling inti bahwa saya akan menjadi harimau sehari untuk meluruskan dan memperbaiki apa yang benar menurut orang lain, karena mereka (orang lain) tidak konsisten dengan kebenaran sehingga tidak pernah peka dengan lingkungan dan mengagendakan untuk memusyawarakan solusi dalam pencapaian kebenaran yang hakiki.
Saya juga pernah dicurigai maling oleh teman saya sendiri dan menuduh bahwa saya seorang penipu dan bahkan nama saya ini sudah diceritakan ke orang lain. Hati kecil saya sebenarnya pengen jujur dan membuktikan bahwa saya tidak demikian, tapi tidak pada hari itu untuk saya buktikan. Saya mendalami dan berpikir untuk membuat bagaimana cara menyelesaikan kejadian tersebut bahwa saya bukan pribadi yang seperti itu dan saya harus berusaha untuk meyakinkan mereka. Tapi nurani ini sakit juga kawan kalau dibuat seperti itu, kadang saya kepikiran, tidak istrahat tenang, tertekan, dan saya sebenarnya mau hidup tenang seperti kalian dan saya juga butuh banyak teman.
Kalau kejadian sudah seperti itu dan kalian tidak peduli dengan saya yang berusaha setengah mati merencanakan untuk mengatasi masalah supaya kita berteman lagi. tapi kalian sibuk nyinyir, fitnah, mencaci maki, dan menjelekkan saya di orang lain. Itu kan ANJING, maka sudah saat nya saya menjadi harimau sehari supaya keanjingan kalian tidak menggonggong lagi terhadap orang yang berbuat baik tapi kalian sibuk menggonggong. Jangan salahkan saya jika menggunakan kekerasan, marah-marah, musyawarah, dan membuat forum untuk berbantah-bantahan dan saya akan sudutkan kalian bahwa saya akan benar dalam forum dan meluruskan atau memperbaiki apa yang kalian gongongkan selama ini dan jika kalian masih berlebihan dalam forum maka baku hantam adalah solusinya supaya sadarkan kalian.
Mengharpkan atau tidak mengharapkan sesuatu mmg benar bahwa feedback dri org lain tdk akan sesuai apa yg kita perbuat dan yg kita tuju, tapi akan di balas oleh tuhan dengan cara yang lain. Setiap ada masalah orang2 selalu memanjakan diri dgn mengaitkan tuhan.
Untuk memahami konteks itu, wilayah tuhan/keyakinan saya pisahkan dulu. karena jika setiap kali saya mengandalkan tuhan seolah tindakan yg akan saya lakukan terhalang. Bersikap lemah dan tunduk pada org lain, kita harus paham siapa org itu dan bagaimana kondisi lingkungan. Karena ketika kita lemah dan tunduk terhadap orang yg mati rasa akan kepedulian sesama, maka anggap sj diri kitalah yg dipakai oleh tuhan supaya sadarkan org tersbut.
Ketika kita sdh mampu merubah org menjadi sadar dan lingkungan mnjadi damai, maka itulah kemerdekaan dan kemenangan jiwa yg kita peroleh. Dgn sndrinya kita akan bersyukur bahwa ada iktiar dan tawakal (berusaha lalu berdoa). Tidak melulu kita terus berdoa dan berharap tpi kita harus melakukan sesuatu.
Halah lu hanya berani bacot, ia saya sukanya bacot dalam tulisan karena saya suka menulis dan terserah saya mau nulis apa aja. Karena waktu yang ada saya gunakan untuk membangun supaya pribadi ini kokoh dan berkualitas dan bermanfaat untuk orang lain. Dari pada sibuk memperanjingkan orang lain yang sudah berbuat baik tapi kalian lalaikan dan tidak peka sama sekali, disitu ada hati kan?. Kalau ada coba belajar hargai orang yang sudah berbuat baik supaya dunia ini damai dan tidak dipenuhi dengan orang2 serakah, egois, munafik, nyinyir, dengki, suka musuhan, iri dsb. Dunia ini butuh kalian kawan yang peka dengan lingkungan untuk memikirkan solusi ketika ada kekacauan. Usalah kita saling membenci lebih baik fokus berbenah diri supaya kedangkalan dalam berpikir dapat dirubah menjadi ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi orang tua, keluarga, nusa dan bangsa.
Semua orang pasti mau dan berani memiliki teman maupun kerabat supaya damai dalam hidup.
Tulisan ini tidak ada unsur memojokkan siapapun yang sudah menjadi teman saya. Tapi saya hanya menuliskan apa yang menjadi pengalaman hidup dan saya juga bersyukur bahwa mereka telah menjadi bagian dari hidup saya. Dan saya sangat berterima kasih Karena mereka telah menjadi kerikil dalam hidup ini, selama saya kuliah di jawa khususnya kota malang.
Saya juga butuh kawan yang banyak supaya bersama-sama menginspirasi agar hidup ini damai. Tapi apapun itu saya sangat syukuri itu semua bahwa teman2 selama di malang adalah orang2 baik, buktinya bahwa kita sama2 belajar untuk kuat dan saling mengingatkan satu sama lain.
👏peace👏
Komentar
Posting Komentar
Jadilah komentator yang baik agar kita saling membangun untuk berbagi pengetahuan.